Dari Kehangatan Rumah ke Arena Pilkades: Duel Unik di Tassese

GOWA. GoresanmerahPenatua– Pilkades Desa Tassese tahun 2026 bukan hanya menghadirkan kompetisi perebutan kursi kepala desa, tetapi juga memunculkan perbincangan baru tentang perubahan wajah demokrasi di tingkat akar rumput.

Kemunculan pasangan suami–istri, Maslim Dg Gau dan Nur Hikmah S. S.Ap, sebagai dua kandidat yang maju secara bersamaan, menjadi momen yang menantang cara masyarakat memandang partisipasi politik dalam lingkup keluarga dan komunitas kecil.

Alih-alih dipandang sebagai rivalitas semata, publik Tassese melihat fenomena ini sebagai cerminan semakin matangnya kesadaran masyarakat terhadap pilihan dan peran individu dalam pembangunan desa. Keduanya hadir membawa karakter dan gaya kepemimpinan yang berbeda—dan justru di situlah masyarakat mendapatkan ruang lebih luas untuk menilai kebutuhan desa ke depan. 09/12

Maslim Dg Gau, yang dikenal akrab dengan warga dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial, merepresentasikan figur yang tumbuh bersama keseharian masyarakat. Kehadirannya dianggap sebagai kelanjutan dari kultur kedekatan antara pemimpin dan warganya.

Sementara itu, Nur Hikmah S. S.Ap membawa model kepemimpinan yang lebih bercorak modern. Latar pendidikannya di bidang administrasi publik serta fokusnya pada pemberdayaan perempuan dan inovasi pelayanan publik membuatnya tampil sebagai simbol hadirnya generasi baru dalam tata kelola desa.

Menariknya, keduanya sepakat bahwa langkah mereka maju dalam Pilkades tidak dimaknai sebagai kompetisi personal. Pesan yang mereka tekankan justru menyoroti pentingnya membuka ruang bagi masyarakat untuk menilai, mempertimbangkan, dan menentukan pemimpin sesuai kebutuhan zaman.

Fenomena langka ini membuat Pilkades Tassese menjadi semacam laboratorium sosial—tempat warga menyaksikan bagaimana relasi keluarga, gagasan perubahan, serta budaya demokrasi dapat bersinggungan dan membentuk pengalaman politik yang lebih kaya.

Dengan meningkatnya keterlibatan warga dan diskusi publik yang semakin hidup, Pilkades tahun ini tidak hanya menjadi ajang pemilihan, tetapi juga momentum memahami bagaimana masyarakat desa terus berevolusi dalam memandang kepemimpinan.

(one)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *